Jakarta, 4 January 2024


Ternyata Gw malas.. Malas menulis bebas.. Malas berbagi pengalaman..


Tahun 2022, gw punya program bercerita proses berkarir, tapi baru satu postingan My 1st Step setelah itu hilang ditelan kesibukan. Hahahahaha.. 2023 tidak ada sama sekali postingan.. sungguh memilukan.. padahal ada yang bisa diceritakan..


Okeh, diawal tahun ini, kita coba lagi.. bismillah.. gaskeun..


Melanjutkan cerita dua tahun lalu, akhirnya gw bergabung dengan PT Greencap NAA Indonesia.. Proses interview dilakukan oleh pak Andri, (Alm) Pak Arif, dan Mbak Dian di gedung Intiland, Jakarta. Ya Intiland,dulu namanya Wisma Dharmala.


Wisma Dharmala, adalah gedung tertinggi yang pernah gw naiki (pakai lift) sewaktu kecil dan sesampainya di kantor management (lantai atas) kemudian gw muntah. Gak cuma itu, ini gedung adalah toilet pertama yg bisa mencuci bokong sendiri, amazinggg bagi seorang anak SD.


Back to laptop, setelah interview, alhamdulillah diterima dan berada di bawah bimbingan Mbak Dian Fiana. Mbak Dian yang kemudian menjadi benchmark hidup gw. Beliau wanita tangguh, hebat, gw pengen punya karir seperti dia.


Mbak Dian seorang social expert dan juga Project Manager yang handal. Gw belum pernah menemukan klien yang kecewa dari servisnya. Apa yang dia lakukan, gw tiru. Memberikan pelayanan yg baik adalah hal yang sangat penting. Alhamdulillah, ilmu yg beliau berikan, bermanfaat. Sejauh ini, belum ada klien yg kecewa terhadap kepemimpinan gw (if ada, please DM ya 😁)


Di Greencap, gw bertemu keluarga baru, bukan hanya keluarga, ada juga kompetitor. Tapi gw sayang sama ini kompetitor, namanya Bakhtiar Santri Aji. Kami  jarang akur, tapi ini orang mengayomi terlebih junior dengan kromosom XX. Selalu membanggakan IpehBe, dan mendeskriditkan almamater gw. 


Bang Aji, abang yang "kejam". Dengan seenaknya, memaksa gw untuk presentasi di depan profesor tanpa persiapan mental yang cukup. Dia selalu menggunakan kalimat saktinya dengan membanggakan Almamaternya. Itu memicu gw untuk maju dan berkembang, enak aja, nih mahasiswa berprestasi. Pernah gw ditugaskan ke area hutan dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. 


Kl gw gak masuk, ini akan jadi bahan hinaan sampai akhir hayat. Tapi kl gw masuk, bakal babak belur. And finally i do that walaupun keluar dengan babak belur, seenggaknya gw masih bisa mempertahankan kredibilitas almamater tercintah.


Selain dua orang tsb, masih banyak lagi keluarga2 baru yang berkesan, ada Aci, Selly yang kemudian kita mendirikan Will Fans Club. Ada pak Yahya, Babeh, Pak Gun, Mbak Yuli, Bang Zaki, pak Ade, Bu De, Bang Aden, Pak Wit, Alm Pak Arif dll. Kita team yg kompak, meskipun tetap ada percikan2 pengalaman yg kurang berkenan.


Greencap dipimpin oleh Pak Karlheinz, seorang berpostur besar, dari Australi tapi asli Jerman. Awal masuk Greencap gw sangat menghindari berdiskusi dengan pak Karl, kenapa? karena bahasa inggrisnya yg ber"tone" Jerman. Setiap dia memberi instruksi, tangan ini selalu berkeringat, apa ya yang diucapkan ya..


Tapi, karena mbak dian, karena dia harus kuliah ke Paris, gw jadi lebih akrab dengan pak Karl. Betul karena terpaksa, akhirnya gw jadi terbiasa berkomunikasi dengan beliau dan mengerti apa yang beliau sampaikan. Beliau family man dan kosultan yang ulung,, gw selalu memegang teguh prinsip beliau

If your son happy, your wife will happy. If your wife happy, you will happy 


Perjalanan bersama greencap bertahan selama 4 tahun, Greencap berganti nama menjadi ESC Environment Indonesia. Kemudian gw memutuskan untuk mengarungi bendera baru bersama pak Karl dan pak Wisnu. Membangun Greencorp pada 2019 yang akan gw ceritakan di next postingan.


Salam

Cerita Sikentut