Bekasi, 21 April 2020

Genap sudah 6 minggu saya mendekam di rumah sebagai WFHers.
Menjalani kebijakan WFH, demi keselamatan bersama ditengah pademi Covid-19.

Mengeluh? Tentu tidak, dinikmati saja.
Hikmahnya, bisa bertatap muka dengan istri 16 jam sehari.
Biasanya hanya 5 jam sehari.
2 Jam pagi, 3 jam malam hari.
Waktu tidur gak masuk hitungan.

Masa pademi Covid-19 melahirkan banyak cerita.
Terutama cerita perjuangan bertahan hidup ditengah ketidakpastian.

Tidak ada yang bisa aman saat ini. 

Pengusaha? mereka harus memutar otak agar usaha jalan terus dan gaji karyawan terbayarkan.
Karyawan? Harus bersiap diri, menyiapkan rencana cadangan, bisa saja hari ini kita masih kerja, tapi beberapa bulan ke depan kita gak tau nasib kita.

Kita tidak tau sampai kapan Covid-19 ini berlangsung. 
Yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan bersiap terhadap kondisi apapun yang akan terjadi.

Okeh, 

Cerita menarik dari era Covid-19 adalah munculnya para pedagang musiman.
Pedagang musiman yang berjualan masker, hand sanitizer, vitamin dan alat kesehatan lainnya.

Pada awalnya gw sinis banget dengan orang-orang ini.
Dalem otak gw kapitalis banget,mereka mencari Cuan ditengah kesulitan orang lain
Disinilah kesalahan gw, don't judge a book by its cover.
Setelah gw pahami, mereka jadi pedagang musiman demi menyambung hidup.
Mencari cuan sewajarnya karena mereka sadar. 

Ada kawan yang mulanya pengusaha bidang F&B.
Ujug-ujug jadi pedagang masker medis dan hand sanitizer. 
Harga masker yang meroket, bikin harganya rasa kacang goreng.
Berapa pun, pasti dibeli sama orang.
Doi terpaksa harus banting stir, karena usaha F&B nya drop. 
Terpaksa merumahkan beberapa karyawan dan demi dapur tetap ngebul.

Ada kawan yang biasanya driver taksi.
Ujug-ujug jadi pedagang masker medis dan vitamin. 
Semenjak Covid-19 orderan taksi menurun, penumpang sepi.
Bengong dirumah, kepala pusing, ubah profesi, jadi solusi.

Ada kawan yang punya usaha Rental mobil.
Ujug-ujug jadi usaha cemilan.
Semenjak Covid-19, orderan rentalan pada cancel.
Mobil nongkrong di garasi, sedangkan cicilan tetap harus dilunasi.

Pada masa ini, bukan saatnya kita men-judge usaha seseorang.
Karena upaya yang mereka lakukan semata-mata untuk menyambung hidup.

Terlepas dari itu, ada juga oknum-oknum yang emang sengaja menimbun dan mengambil kesempatan bermain di Pademi Covid-19 ini.
Mempermainkan harga demi mendapatkan cuan sebesar-besarnya.

Sudahlah, karena Cuan bukan sekedar Cuan. Cuan yang kita dapatkan harus berkah buat semua, karena ujung-ujungnya buat kasih makan anak bini.

Semoga Pademi Covid-19 ini cepat berlalu.
Pendapat pribadi gw, bahwa Allah sedang menguji kita.
Apakah kita menjadi pribadi yang lebih baik atau malah sebaliknya.
Saatnya muasabah, saatnya introspeksi diri.

Salam
Cerita Sikentut.