Bekasi 27 November 2020

Sebagai lelaki minang, ketika sudah sah menjadi kepala keluarga maka kita akan di anugrahi "Gala" alias gelar.
Gala untuk lelaki yang sudah menikah diawali dengan kata "Sutan".
Pemberian gala, tidak bisa diberikan oleh sembarang orang loh sob.
Hanya Datuk yang bisa meng-Acc pemberian Gala.

Nah, uniknya lagi Gala itu gak bisa dibuat se-enak udel sob.
Gala yang digunakan saat ini merupakan estafet dari pengguna sebelumnya yang telah meninggal.
Selain itu, pemberian Gala juga melihat si penerima, baik profesi atau tatanan di masyarakat.

Okeh, kita lanjut..
Awalnya gw berfikir, mungkin gw adalah satu-satunya orang di keluarga yang bekerja di Bidang Lingkungan.
Sangat susah menjelaskan pekerjaan gw ke keluarga.
Keluarga cuma tau "Kerjaan gw di bidang lingkungan, jagain lingkungan biar gak tercemar." udah itu ajah.
Sampai karikatur keluarga, profesi gw dianalogikan orang duduk di bola dunia. 

Kl mau diperpanjang, begini jadinya:
  • Orangtua cuma tau kl kerjaan gw ke tengah laut, ambil tanah trus pulang.
  • Mertua cuma tau kl kerjaan gw ke tengah laut, ambil aer, trs balik lagi. Pernah doi nanya, "kenapa harus ke tengah laut sih, toh dipinggiran juga sama-sama asin" .
  •  Nah yg lebih sensasional, om gw, dia cuma tau kerjaan gw nyari monyet dan harimau ke tengah hutan. Tapi doi bangga, karena gw dibayar pake USD😂😂. 
Nah, saat diskusi pemberian Gala, akhirnya gw baru tau, ternyata ada leluhur yang kerjaanya sebidang sama gw.
Kayaknya sih bukan konsultan lingkungan,
Gala ini dah lama gak terpakai, dan baru kali ini diteruskan ke gw.
Gala yang diberikan ke gw 
Willy Aulia Sutan Amin Alam.

Kl dipikir-pikir, dalam juga makna ini Gala,
Amin itu artinya dipercaya, Alam itu ya Alam tempat kita berpijak.
Kl disimpulkan ya, bisa jadi orang yang dipercaya jaga alam.

Hal yang tidak terduga sih, pengalaman sebelum gw menikah.
Sejak 2017 hingga 2020 gw terlibat dalam project smelter AMIN.
Teman2 dinas DMPTSP di daerah manggil gw Bapak Amin.

Apakah ini sebuah kebetulan? 
gw g tau jawabannya, Allah yang maha tau.

Dalam pekerjaan gw, gw selalu berpegang pada salah satu ayat di Al-Qur'an yaitu Al-Baqarah ayat 11-12, yang artinya:
(11) Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan". (12) Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya.
Semoga gw bisa megang amanah untuk menjaga esensi dari Gala ini.

Salam
 
Bekasi, 12 November 2020.

Hi gaes,,
Tepat 2 tahun lalu gw nulis Ini Cerita Tentang Papa.
Cerita ini gw tulis tahun 2018, waktu gw masih bujangan, belum merasakan apa rasanya jadi Ayah.
Dan ternyata saat menjadi Ayah, rasanya nano nano, mungkin ini yang dulu dirasakan Papa.

Tulisan ini gw tujukan buat jagoan-jagoan gw yang sudah hadir dalam hidup gw,, Habil dan Maqil.
Dua jagoan, yang tipikalnya bertolak belakang Habil dengan super powernya dan Maqil dengan santuy nya.

Kenapa gw nulis buat kedua jagoan gw.
Karena gw pernah merasa, kenapa gw gak pernah merasakan kasih sayang kakek.
Kenapa temen-temen gw merasakan kasih sayang kakek.
Dan gw gak ingin itu terjadi ke jagoan-jagoan gw, seenggaknya dia tau Inyiaknya.
Seperti mama yang selalu menceritakan kakek ke gw.

Nak, kali ini ayah mau cerita tentang Inyiak.
Seorang laki-laki yang belum pernah menggendong kamu.
Namun ayah yakin, inyiak selalu tersenyum melihat cucunya.
Inyiak itu, lelaki yang sampai akhir hidupnya tidak pernah memarahi apalagi memukul anaknya.
Yap, inyiak itu bermuka Rambo, tapi hatinya Rinto. 
Saat kamu baca tulisan ini, mungkin kamu tidak tau siapa itu Rambo? apapula itu Rinto?

Rambo nama jagoan di film barat, mukanya sangar, kerjanya nembak-nembakin penjahat.
Nah Rinto itu, nama penyanyi Indonesia, Rinto Harahap, lagunya melow mulu, halus bagaikan kapas.

Inyiak kamu juga seperti itu.
Pernah satu ketika Inyiak nyaris dicopet di bus.
Tangan copet sudah masuk ke saku Inyiak, dan "plakkkk,," itu tangan copet di tabok.
Sambil menoleh kecopet, copetnya nge-down liat inyiak, dan turun dari bus.

Inyiak gak pernah mukul ayah, gak pernah ngomelin ayah, meskipun kenakalan ayah diatas rata-rata.
Malah yang ada, saat ayah di omelin umak, inyiak yang nangis.

Serius, Inyiak pernah marah sama ayah?
Gak pernah, marah karena nakalnya Ayah nggak.
Marah karena kaget, pernah, dan itu sekali seumur hidup ayah.
Saat inyiak lagi sholat, terus pas rukuk, pantatnya ayah sundul pake kepala, dan inyiak kamu nyusruk.
Seketika inyiak teriak, dan kita semua kabur terdiam seribu bahasa.  
Inyiak itu sayang sama anak.
Waktu ayah SD, sedang ngetrend yang namanya Celana Mambo.
Semacam celana panjang, ada garis-garisnya.
Ayah liat teman-teman pakai celana mambo, dan ingin punya juga.
Besoknya pas Inyiak pulang dagang, dia beliin celana Mambo.
Celana itu terus-terusan ayah pakai sampai kahirnya kekecilan.
Inyiak itu setia.
Iya setia, serius nak.
Ndak macam ayah, yang masih suka isengin gadis-gadis.

Inyiak tidak, baginya umak ya umak.
Wanita yang dia sayang sampai akhir hayatnya.

Umak sama Inyiak suka berantem yah?
Jangan ditanya, mereka hobi berantem.
Namun inyiak gak pernah ngebantah Umak,
Kl Umak udah marah-marah, inyiak cuma diam, diam, dan diam.
Dia tau Umak kamu, kl marah tar juga reda sendiri.

Sekarang kita cuma punya Umak. 
Wanita kesayangan Inyiak.
Yang harus kita sayang.
Yang harus kita jaga.

Sejauh mana pun kamu melangkah, selalu lihat kebelakang, ada Umak yang menyayangimu.
 


Salam 
Ayah